PERBENIHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio l.)
DI BALAI BENIH IKAN OMPO KAB.SOPPENG
Oleh : Eky Ramdani
Pembimbing
: 1. Awaluddin, A.Pi, M.ST.PI
2. Liliana
Jafar, S. Pi
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia memiliki perairan tawar
yang sangat luas dan berpotensi besar untuk usaha budidaya berbagai macam jenis
ikan air tawar sehingga mampu memproduksi dan mengeksploitasi dan memenuhi
kebutuhan akan sumberdaya perairan guna meningkatkan kualitas pertumbuhan bagi
masyarakat luas.
Ikan mas (Cyprinus
carpio L.) dikenal sebagai salah
satu komoditas budidaya perairan tawar karena nilai jualnya yang cukup baik di
pasaran. Kegiatan budidaya yang dilakukan mulai dari perbenihan sampai pembesaran. Ikan mas
dapat dibudidayakan pada berbagai media budidaya seperti karamba jaring apung
maupun kolam. Menurut Rukmana (2006), ikan mas merupakan salah satu dari 15
jenis komoditas ikan yang ditujukan untuk peningkatan produksi dan pendapatan
petani, serta pemenuhan sasaran peningkatan gizi masyarakat.
Perbenihan ikan mas perlu untuk dilakukan dalam rangkaian proses
budidaya perairan tawar karena ketersediaan benih di alam yang tidak selalu ada
secara terus menerus sementara permintaan konsumen terhadap ikan mas terus meningkat.
Pembenihan ikan mas relatif mudah dilakukan karena ikan ini dapat memijah
secara alami maupun buatan dengan teknik hipofisasi atau penyuntikan hormon
fisiologis. Ikan mas dapat memijah dengan baik secara alami apabila lingkungan
tempat budidaya dibuat menyerupai habitat asli ikan mas di alam.
B.
Tujuan dan Manfaat
1.
Tujuan
Adapun tujuan kegiatan praktik kerja
lapang yang dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI) Ompo kabupaten Soppeng yaitu
:
a.
Untuk mengetahui kegiatan proses perbenihan
b.
Untuk mengetahui masalah dan pemecahannya dalam perbenihan ikan mas.
c.
Untuk mengetahui prosedur perbenihan ikan yang baik
2.
Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penyusun
setelah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) antara lain :
a.
Menambah pengetahuan tentang kegiatan perbenihan ikan
b.
Dapat
mengetahui
masalah – masalah yang dihadapi dan cara memecahkannya.
c.
Dapat melakukan kegiatan perbenihan ikan dengan baik
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Morfologi
Secara umum karakteristik ikan mas
memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih ke samping (compressed). Sebagian besar tubuh ikan
mas ditutupi oleh sisik kecuali pada beberapa strain yang memiliki sedikit
sisik. Moncongnya terletak di ujung tengah (terminal)
dan dapat disembulkan (protaktil).
Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut. Pada bagian dalam mulut
terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal
teeth) sebanyak tiga baris berbentuk geraham. Memiliki sirip ekor
menyerupai cagak (Pribadi dkk, 2002).
Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1986)
sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies
: Cyprinus carpio L.
Tubuh ikan mas digolongkan (3) tiga bagian yaitu
kepala, badan, dan ekor. Pada kepala terdapat alat–alat seperti sepasang mata,
sepasang celah insang, sepasang tutup insang, alat pendengar dan keseimbangan
yang tampak dari luar (Cahyono, 2000).
III. PELAKSANAAN
A.
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang
berlangsung selama kurang lebih 4 bulan mulai tanggal 31
Januari 2013 sampai dengan 26 Mei 2013. Adapun lokasi praktik yang penyusun
tempati, yaitu di Balai Benih Ikan (BBI)
OMPO yang letaknya di :
Kelurahan : Lapajung
Kecamatan : Lalabata
Kabupaten : Soppeng
Provinsi : Sulawesi Selatan
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan–Kegiatan Pembenihan Ikan Mas
1.
Persiapan Kolam
a.
Pengelolaanan Tanah Kolam
1)
Persiapan
Persiapan kolam dilakukan
sebelum kegiatan pemijahan
dimulai karena dengan
adanya persiapan maka akan mendukung semua kegiatan
pemijahan. Adapun persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan
peralatan-peralatan yang dibutuhkan serta kondisi kolam yang akan digunakan
untuk kegiatan pemijahan ikan mas.
2)
Peralatan
Adapun peralatan-peralatan yang
digunakan yaitu :
-
Hand
Traktor
-
Cangkul
3)
Pengeringan
Kolam
-
Pengeringan
kolam dilakukan dengan cara mengeluarkan seluruh air kolam dengan menutup pintu
masuk air dan membuka pintu pengeluaran air hingga air kolam kering.
- Kolam dibiarkan terjemur sinar matahari
selama ± 4–7 hari sampai tanah dasar retak retak.
- Pengeringan bertujuan memberantas hama,
memperbaiki strukur tanah dasar dan membuang gas-gas beracun.
4)
Pembalikan
Tanah Kolam
Setelah dilakukan pengerinan
tanah, kemudian dilakukan Pembalikan
tanah yang
bertujuan untuk
membalik tanah yang tadinya di atas menjadi di bawah dan sebaliknya dengan
menggunakan hand traktor agar tanah dasar kedap air, dan strukturnya baik.
Kemudian menggunakan cangkul untuk mengatur kemiringan kearah pintu pengeluaran
air
b.
Pemupukan
3
hari setelah pengolahan tanah maka
dilakukan pemupukan yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan plankton sebagai makanan tambahan bagi
ikan. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk urea. Pemupukan ditebar secara merata keseluruh kolam dengan keadaan
tersebar. Dosis yang digunakan yaitu 250 Kg/ha dengan luas kolam 20x30
meter. Jadi pupuk yang diberikan sebanyak 15 Kg.
Menurut
Kadri (2008) cara pemupukan yaitu semua jenis pupuk setelah dicampur dan diaduk
sampai rata kemudian disebar secara merata ke seluruh kolam dengan keadaan
kolam macak-macak. Setelah dilakukan pemupukan, diusahakan tinggi air dalam
kolam maksimum 10 cm selama 7 hari atau 2 minggu. Kemudian dilakukan pemupukan
susulan setelah 14 hari. Pemupukan pertama dengan ketinggian air dalam kolam
berkisar 50–100 cm yang dilakukan pada waktu hari cerah dan air kolam jernih.
c.
Pengisian
Air pada Kolam
Setelah
pengelolaan tanah selesai, langkah selanjutnya
yaitu pengisian air pada kolam yang sudah siap pakai. Sebelum dilakukan
pengisian air terlebih dahulu menutup
pintu pengeluaran air dan membuka pintu pemasukan air serta dipasangi saringan
gunanya untuk menyaring kotoran-kotoran dan hama. Tinggi air kurang lebih 60
cm. Lalu kolam dibiarkan selama 2–3 hari untuk menumbuhkan pakan alami.
2.
Pemilihan Calon Induk (Seleksi Induk)
Kegiatan pemilihan induk (seleksi induk) merupakan
salah satu kegiatan yang sangat penting dalam menetukan kualitas benih yang
baik.
a.
Seleksi Induk Jantan
- Pertama-tama air pada kolam induk jantan
dikurangi satu hari sebelumnya dengan membuka pintu pengeluaran air dan
memasang saringan agar ikan tidak keluar kolam
-
Menyisahkan
air dengan ketinggian ± 50 cm untuk mempermudah penangkapan
-
Calon
induk ikan mas jantan ditangkap satu persatu dengan menggunakan serok kemudian
dilakukan pengamatan
-
Seleksi
induk jantan dilakukan dengan pengamatan dengan memperhatikan ciri-ciri induk
berkualiatas baik sebagai berikut :
·
Kepala
relatif kecil
·
Sisiknya
tersusun rapi
·
Bila
diraba, sisiknya halus, atau tidak kasar
·
Mulai
matang gonad pada umur 8 bulan
·
Induk
jantan minimal berumur 8 bulan dan berat diatas 0,5 gr/ekor
-
Selanjutnya
memilih induk jantan yang matang gonad dengan ciri-ciri sebagai berikut :
· Gerakan lincah dan tampak gesit
·
Badan
tampak langsing
·
Jika
diurut dari depan ke arah sirip ekor akan mengeluarkan spermanya berupa cairan
kental berwarna putih dari lubang kelamin
-
Kemudian
tidak cacat dan bebas dari penyakit
-
Selanjutnya,
calon induk ditampung di kolam induk yang telah disediakan
b.
Seleksi Induk Betina
-
Pertama-tama
air pada kolam induk betina dikurangi satu hari sebelumnya dengan membuka pintu
pengeluaran air dan memasang saringan agar ikan tidak keluar kolam
-
Menyisahkan
air dengan ketinggian ± 50 cm untuk mempermudah penangkapan
-
Calon
induk betina ditangkap satu persatu dengan menggunakan serok kemudian dilakukan
pengamatan
-
Seleksi
induk betina dilakukan pengamatan dengan memperhatikan ciri-ciri induk
berkualitas baik sebagai berikut :
·
Sisiknya
tersusun rapi
·
Kepala
relatif kecil
·
Bila
diraba, sisiknya halus
·
Respon
terhadap pakan tambahan
·
Bertubuh
gemuk atau tidak kurus
·
Saat
berumur 1,5 tahun memiliki berat minimal 1,5 Kg
·
Mulai
bertelur pada umur 1,5 tahun atau tidak bertelur sewaktu muda
-
Selanjutnya
memilih induk betina yang matang gonad dengan ciri-ciri sebagai berikut :
·
Anus
agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan
·
Pergerakan
ikan lamban
·
Pada
malam hari biasanya meloncat-loncat
·
Jika
diurut dari depan ke arah sirip ekor akan mengeluarkan telurnya yang berwarna kuning dari lubang kelamin
- Tidak cacat dan bebas terhadap penyakit
-
Selanjutnya
calon induk ditampung di kolam yang telah disiapkan
3.
Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan
sementara induk baru yang akan digunakan untuk mencegah masuknya penyakit. Yang
terdapat pada induk baru yang berasal dari luar. Kolam karantina ini juga
bertujuan untuk mengurangi kadar lemak pada ikan. Karatina induk dilakukan
selama 2–3 hari.
Pakan yang dibutuhkan kepada induk harus
sesuai dengan kebutuhkan baik dengan dosis frekuensi, pemberian pakan serta
kandungan nutrisi yang sesuai bagi perkembangan gonad. Pemberian pakan
dilakukan secara teratur yakni pagi, siang, dan sore.
Adapun pengukuran kualitas air minimal sekali
seminggu, dan melakukan pergantian air setiap 2x sebulan agar tetap bersih
menjaga kemungkinan hama-hama dalam kolam tidak berkembang biak.
4.
Pemijahan
a.
Pemasangan
Hapa
Pemasangan hapa ini bertujuan untuk
membatasi pergerakan ikan pada saat memijah dan mempermudah pemindahan induk
setelah memijah. Ukuran hapa yang digunakan untuk pemijahan ikan mas berukuran
3x5 m. Adapun teknik pemasangan hapa yaitu 4 buah patok yang berupa bambu atau
kayu ditancapkan pada kolam yang telah disediakan, 4 buah patok tersebut
gunanya sebagai tempat untuk mengikat tali yang terdapat disetiap sudut hapa,
kemudian diberikan pemberat agar hapa tidak mengapung di atas permukaan air.
b. Seleksi
Induk
Sebelum pemijahan maka terlebih dahulu
dilakukan penyeleksian induk agar pemijahan dapat berhasil. Biasanya induk
ditangkap dengan menggunakan jaring. Setelah itu induk diseleksi kematangan
gonadnya.
b.
Pelepasan
Induk Jantan dan Induk Betina
Setelah
Induk Ikan diseleksi maka langkah selanjutnya yaitu pelepasan induk yang matang gonad ke dalam
hapa yang telah disediakan.
Menurut
Zamrud (2002) biasanya waktu yang paling
baik untuk pelepasan induk ikan mas yakni pada pukul 09.00–10.00 WITA. Namun yang penyusun sering lakukan di
lokasi yaitu pelepasan dilakukan pada
sore hari, karena pada sore hari suhu air rendah sehingga ikan tidak mudah
stress dan cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Adapun perbandingan
ikan mas yang dilepas yaitu 1:3 artinya 1 ekor induk betina dan 3 ekor induk
jantan.
c. Pemasangan kakaban
Pemasangan
kakaban ini bertujuan sebagai tempat menempelnya telur-telur induk setelah memijah. Kakaban yang dipakai berupa ijuk berukuran panjang 150 cm dan lebar 40 cm. Jumlah kakaban yang digunakan disesuaikan dengan
berat induk betina. Untuk 1 Kg induk betina
menghasilkan 40.000–60.000 telur, dan membutuhkan
kakaban sebanyak 6–9 buah. Kakaban disusun rapi diatas rakitan kayu yang
tujuannya sebagai pelampung agar kakaban mengapung di atas permukaan air,
kakaban dipasang memanjang ke arah kolam.
c.
Pemijahan
Setelah semua persiapan pemijahan selesai, induk-induk ikan mas tidak
langsung memijah. Secara alami ikan mas mempunyai waktu tersendiri untuk mijah,
yaitu tengah malam, yang dimulai sejak pergantian waktu sampai menjelang subuh. Terkadang ada juga yang
setelah terbit matahari masih memijah. Tanda terjadinya pemijahan secara visual
yaitu air terdengar ribut karena pada saat itu induk jantan dan induk betina akan saling kejar-kejaran.
Proses pemijahan yaitu induk jantan mengejar - ngejar induk betina ketika ia
mencium bau ransangan dari induk betina. Setelah induk jantan berhasil
mendapatkan induk betina maka induk jantan akan mengikutinya terus-menerus
dengan cara mematuk-matuk di bagian perut induk betina, setelah itu induk
betina akan mengeluarkan
telurnya dengan cara berenang di atas kakaban
agar telur yang dikeluarkannya menempel pada kakaban diikuti dengan induk jantan akan menyemprotkan
spermanya larut dalam air, maka disitulah telah terjadi proses mijah antara
telur induk betina dengan sperma induk jantan. Biasanya setelah induk betina
bertelur akan tercium bau amis, bau amis ini berasal dari telur itu sendiri dan
akan muncul busa di permukaan air, busa itu muncul karena pada telur-telur
induk betina terdapat lendir. Pada
umumnya ikan mas memijah pada waktu malam antara pukul 02.00–05.00 WITA.
5.
Pasca pemijahan
Setelah induk betina menempelkan telurnya pada
kakaban yang ditandai dengan butiran berwarna putih bening, maka langkah
selanjutnya yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut :
a.
Pemindahan
Induk
Induk
yang telah memijah selanjutnya segera dipindahkan ke kolam pemeliharaan, karena
apabila induk tidak segera dipindahkan maka induk akan memakan telurnya sendiri
yang mengira bahwa telur itu adalah pakan. Selain itu induk mudah stress karena
mengeluarkan banyak energi pada saat memijah. Pemindahan induk ke kolam
dilakukan pagi sekali dengan cara memisahkan induk betina dan induk jantan.
b.
Penetasan
Penetasan telur yang dilakukan di kolam pemijahan
yaitu dengan cara menenggelamkan kakaban tujuannya agar telur-telur yang
menempel pada kakaban tidak mengalami kekeringan, karena apabila hal itu
terjadi maka telur-telur yang menempel pada kakaban tidak akan menetas.
Adapun cara
penetasan telur yaitu dengan meletakkan dua buah bambu di atas rakitan kakaban yang mengapung, langkah selanjutnya yaitu keempat ujung
bambu tersebut dipasangi patok yang telah dibengkokkan ujungnya, patok tersebut
berupa besi, agar dapat menenggelamkan kakaban serta menahan kakaban berada di
dalam air. Telur akan menetas menjadi larva 36 jam setelah
pemijahan.
c.
Pengangkatan
kakaban
Selanjutnya, setelah telur menetas kakaban
segera diangkat. Adapun tanda-tanda
telur menetas yaitu terlihatnya larva–larva
yang menempel di dinding kolam dan adapun telur-telur yang berwarna
putih berjamur itu bertanda bahwa telur tersebut tidak terbuahi dan tidak dapat
menetas. Namun, sebelum pengangkatan kakaban terlebih dahulu kakaban dibilas di
dalam kolam, tujuannya agar larva yang masih menempel di kakaban dapat
berpindah ke kolam, setelah itu kakaban dijemur di bawah sinar matahari, agar
dapat dipergunakan kembali untuk kegiatan pemijahan berikutnya.
6.
Pemeliharaan Benih
a.
Pendederan
Menurut
Cahyono (2000) pendederan dilakukan empat kali.
Pendederan pertama dilakukan dari benih ikan yang baru menetas (berukuran
panjang sekitar 1 mm). Lama pendedran pertama adalah 3 minggu, padat penebaran
150–250 ekor/m², kedalaman air 40–50 cm dan airnya tenang. Pada saat panen
ukuran ikan sudah mencapai 3 cm. Pemeliharaan ikan pada pendederan II, III, dan ke IV masing–masing dilakukan
selama 1 bulan. Padat penebaran benih ikan pada pendederan kedua adalah 50–75 ekor/m².
Dan kedalaman airnya 50–75 cm. Pada saat panen ukuran ikan sudah mencapai 5 cm.
Padat penebaran benih ikan pada pendederan ketiga adalah 25–50 ekor/m² dan
kedalaman air 80–100 cm. Pada saat panen, ukuran ikan sudah mencapai 8 cm.
Padat penebaran benih ikan pada pendederan keempat adalah 3–5 ekor/m² dan kedalaman
airnya 80–120 cm. Pada saat panen ukuran ikan sudah mencapai 12 cm. Pendederan
sebaiknya dilakukan pada kolam intensif dan terkontrol.
Sedangkan pendederan yang penyusun lakukan di lokasi sebanyak 3 kali
yaitu pada pendederan I benih yang dipelihara yaitu sejak dari larva penetasan
sampai benih berukuran 1–3 cm yang dilakukan selama 2 minggu. Pendederan I
dilakukan di kolam pemijahan yang merangkap menjadi kolam pendederan pertama
dan benih yang dipelihara sebanyak benih yang menetas di kolam tersebut.
Setelah 2 minggu, dipindahkan ke kolam pendederan II ukurannya sudah
mencapai 3–5 cm, di kolam ini dipelihara sebanyak 125 ekor/m². dengan luas
kolam 25x30 m, sehingga jumlah benih yang dipelihara sebanyak 93.750 ekor.
Setelah itu selanjutnya benih dipindahkan lagi ke kolam pendederan III
ukurannya sudah mencapai 5–8 cm, bahkan ada yang ukurannya sudah mencapai 8–12
cm, jumlah benih yang ditebar sebanyak 50–75 ekor/m² dengan luas kolam 25x35 m.
Jadi jumlah benih yang dipelihara yaitu sebanyak 43.750–65.625 ekor.
Benih yang berada di kolam pendederan I sudah bisa dilakukan panen
selektif sedangkan benih pada kolam pendederan II dan pendederan III dilakukan
panen total. Panen yang kita lakukan hanya tergantung dari permintaan pembeli.
b.
Pemberian
Pakan
Larva
ikan yang baru menetas belum membutuhkan makanan tambahan dari luar karena
masih menyimpan makanan dalam tubuhnya berupa kuning telur (yolk egg). Makanan yang diberikan harus sesuai dengan yang
dibutuhkan. Oleh karenanya makanan yang paling cocok bagi benih yang habis
kuning telurnya adalah plankton yang diperoleh dengan jalan pemupukan dasar
kolam (Susanto, 1987).
Tapi
berbeda dengan yang didapatkan oleh penyusun di lokasi praktik, telur–telur
yang telah dibuahi menjadi larva tidak diberi makan selama tiga hari karena
memiliki kuning telur sebagai cadangan makanannya. Dan baru makan setelah
kuning telurnya habis yaitu pada hari keempat,
pakan yang berupa kuning telur diberikan selama 7 hari. Setelah larva berumur 10 hari maka pakan yang
diberikan berubah menjadi pellet tapi masih berupa pellet yang ditumbuk halus
sampai benih dipanen. Dosis pakan berupa kuning telur yaitu 3 butir/hari dan
diberikan pada pagi, siang, dan sore hari. .
c.
Pengendalian
Hama
Hama
merupakan organisme yang sangat mengganggu bagi ikan budidaya. Hama berupa
predator, dan perusak. Pengontrolan dilakukan setiap hari, waktunya bisa
bersamaan dengan pemberian pakan tambahan. Benih yang terserang penyakit
ditandai dengan pergerakannya lamban atau tidak normal, dan tidak nafsu makan.
Untuk menanggulangi hama lebih ditekankan dengan cara pemberantasan hama.
Adapun hama yang
sering ditemukan atau lolos masuk ke dalam kolam pemeliharaan yaitu ikan liar,
ular air, kepiting, dan keong. Hama yang berupa ikan liar, ular air, kepiting,
dan keong dapat ditanggulangi dengan cara menangkapnya satu persatu menggunakan
jaring atau serok.
7.
Pemanenan
Benih
- Alat dan Bahan
a.
Waring
b.
Ember
c.
Saringan
d.
Seser
- Kegunaan Alat dan Bahan
a.
Waring
sebagai tempat penampungan benih sementara.
b.
Ember
sebagai tempat untuk mengangkut benih ke tempat penampungan sementara.
c.
Saringan berguna untuk mengeluarkan air dalam kolam agar
benih ikan tidak terbawa arus.
d.
Seser
sebagai alat tangkap
Panen
dapat dilakukan apabila ikan sudah mencapai ukuran 1-3 cm. Panen yang dilakukan
di lokasi ada 2 cara yaitu panen selektif dan panen total
Panen
selektif yang biasanya dilakukan di BBI Ompo yaitu ditangkap dengan menggunakan
waring. Panen selektif hanya dilakukan di pinggir
kolam saja karena biasanya benih ikan mencari makan di pinggir kolam. Setelah
benih–benih ikan masuk ke dalam
waring maka benih tersebut diseser kemudian dimasukkan ke dalam ember yang
diisi air hanya setengah saja, dan satu orang lagi mengangkut benih tersebut ke
tempat penampungan benih sementara.
Sedangkan
panen total dilakukan apabila benih ikan sudah berumur empat minggu. Namun
terkadang juga lebih dari empat minggu tergantung dari permintaan pembeli.
Panen total ini dilakukan dengan cara penyurutan air hingga habis. Sebelum
penyurutan air terlebih dahulu dipasangi jaring pada saluran pembuangan agar
benih–benih ikan tidak terbawa arus, serta dibuat kemalir dan
kubangan untuk mempermudah pemanenan. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan
menyurutkan air kolam pendederan sekitar jam 04.00 atau 05.00 pagi secara
perlahan–lahan agar ikan tidak stress akibat tekanan air berubah
secara mendadak, setelah air mulai surut benih mulai ditampung di tempat penampungan
sementara.
8.
Pengemasan
dan Distribusi Benih
a.
Pengemasan
-
Alat
dan Bahan
1)
Air
2)
Tabung
Oksigen
3)
Kantong
Plastik Packing
4)
Karet
Gelang
5)
Benih
Ikan Mas
-
Langkah
Kerja :
1)
Potong
katong plastik dengan panjang 2 m
2)
Ikat
bagian tengah plastik dan masukkan salah satu bagian ke bagian yang lainnya
sehingga akan terbentuk kantong dua lapis
3)
Isi
kantong plastik 5–10 liter air bersih
4)
Masukan
benih yang akan diangkut
5)
Buang
udara dalam kantong, lalu masukan oksigen dalam tabung dengan selang kecil
sampai diperkirakan mencapai setengah bagian kantong tersebut
6)
Ikat
dengan karet gelang sampai rapat
7)
Setelah
benih dikemas sesuai dengan pesanan konsumen maka siap untuk didistribusikan
b.
Distribusi Benih
Pemasaran
yang dilakukan di BBI Ompo yaitu ada 3 macam :
-
Pembeli
hanya memesan/tidak datang ke lokasi pemasaran. Biasanya pembeli
seperti ini hanya memesan beberapa jumlah benih yang mereka perlukan.
-
Pemasaran
melalui kelompok tani. Setelah panen dipasarkan melalui kelompok tani, mereka
biasanya datang sendiri ketempat pemasaran dan mengambil benih yang sudah
dipanen. Setelah itu mereka tebar di sawah dan akan memasarkan sendiri.
-
Pembeli
langsung datang ke lokasi, biasanya pembeli yang langsung ke lokasi pemasaran
ini berasal dari kabupaten Soppeng maupun luar kabupaten Soppeng. Biasanya
sebelum pembeli datang mereka terlebih dahulu memesan beberapa jumlah benih
yang mereka butuhkan karena terkadang benih tersebut habis disebabkan oleh
banyaknya pembeli. Pemasaran di BBI Ompo sangat lancar karena kualitas benih
yang cukup tinggi sehingga disukai banyak orang.
Tabel 2. Ukuran dan Harga Benih Ikan Mas

No
|
Ukuran (cm)
|
Harga (Rp)
|
1
|
1–3 cm
|
50–250
|
2
|
3–5 cm
|
250–500
|
3
|
5–8 cm
|
500–750
|
4
|
8–12 cm
|
750–1000
|
(Sumber: Data BBI O mpo, Soppeng. 2013)
V. KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
dari hasil kegiatan PKL yang dilaksanakan penyusun selama berada di BBI Ompo,
maka dapat disimpulkan bahwa :
-
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan pada perbenihan ikan mas yaitu, persiapan kolam, pemilihan calon induk, pemeliharan
induk, pemijahan, pasca pemijahan, pemeliharaan benih, pemanenan benih dan
distribusi benih.
- Ikan mas dapat dipijahkan secara
alami, dan juga dapat dipijahkan secara semi buatan melalui hormon rangsangan. Namun yang
penyusun lakukan di lokasi praktik yaitu pemijahan secara alami.
- Ikan mas baiknya dipijahkan
pada ukuran 500 – 1 Kg jantan umur 6-8 bulan dan betina ukuran 2 – 4 kg dengan
umur 1,5 – 2 tahun.
- Perbandingan jantan dan betina pada
pemijahan secara alami
menggunakan 3:1 yaitu 3 ekor jantan dan 1 ekor betina.
- Larva yang dihasilkan dalam 1 kali
pemijahan dapat mencapai 40.000 – 60.000 ekor/Kg induk betina.
- Pendederan adalah kelanjutan
pemeliharaan benih ikan mas dari hasil kegiatan perbenihan untuk mencapai ukuran
tertentu yang siap dibesarkan.
- Pemanenan dilakukan pada pagi hari
hal ini dilakukan untuk menghidari terik matahari agar ikan tidak stress.
B.
Saran
1. Proses
pembelajaran yang dilakukan di Balai Benih Ikan merupakan salah satu tempat
yang baik untuk lebih ditingkatkan dalam pengetahuan dan pemahaman dalam
membekali diri khsuusnya air tawar.
2. Pengetahuan
dan pemahaman yang didapatkan untuk dapat dibuat dalam bentuk sertifikat atau
surat keterangan yang bisa dijadikan pegangan dalam menambah kompetensi
keahlian yang dapat dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono. 2000. Budidaya
Ikan Air tawar. Yogyakarta,
penebar Swadaya.
Kadri.
2008. Pengolahan usaha perbenihan ikan
Mas. Jakarta, PT Penebar Swadaya.
Saanin.
1986. Taksonomi dan Kunci Identifikasi
Ikan. Bandung. Bina Cipta.
Susanto. 1987. Budidaya
ikan Mas di pekarangan. Jakarta,
PT penebar Swadaya.
Susanto dan Rochdianto. 1999. Kiat Budidaya Ikan Mas di
Lahan Kritis.
Jakarta, Penebar Swadaya.
Zamrud. 2002. Ikan Pemeliharaan
di Air Tawar. Makassar, CV Zamrud Nusantara.