Minggu, 22 November 2015

Sekilas Tentang SUPM N BONE kuu



SUPM NEGERI BONE

Sejarah Singkat
Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Bone, merupakan peningkatan status dari SPP-SPMA Daerah Tingkat II Bone menjadi SPP Negeri Bone sejak Tanggal 14 Agustus 1986 yang dituangkan penyerahannya kepada Departemen Pertanian c.q. Badan Diklat Pertanian melalui surat keputusan Bupati Kepala Daerah TK. II Bone No. 219/VIII/1986 Tanggal 6 Agustus 1986. Sejak tahun tersebut SPP Negeri Bone berlokasi di kampus lama Jl. Biru Watampone, sekarang Jl. Jenderal Sudirman ex. Kantor Sekretaris Bimas Kabupaten Bone.
Pada hari Senin Tanggal 17 Juli 1987 seluruh aktivitas SPP Negeri Bone dipindahkan dari kampus lama ke kampus baru di Jl. Sungai Musi Km.8 - Waetuwo. Sesuai SK Mentan No. 121/Kpts/DL. 210/1989 tanggal 22 Pebruari 1989, tentang Kurikulum dan Program Studi SPP, maka SPP Negeri Bone mulai tahun 1989 menyelenggarakan Program Studi Budidaya Perikanan dan telah meluluskan sebanyak 1.828 orang siswa yang tersebar diseluruh pelosok tanah air Indonesia.
Pada bulan April 1993 sesuai SK Menteri Pertanian No. 299/Kpts/KP.430/4/1993, tanggal 19 April 1993 telah terjadi pergantian Kepala SPP Negeri Bone dari Bapak Maman Tjarmana M.Ed (Alm) ke Bapak Drs. Radjudin Samad. Pada tahun ajaran 1994/1995 sesuai surat Kapusbindiktan No. DL.210/388/1994, tanggal 22 Januari 1994 SPP Negeri Bone mulai membuka Program Studi Penangkapan Ikan, namun hanya satu angkatan karena keterbatasan sarana dan tenaga pendidik dalam bidang penangkapan.
Pada bulan Juli tahun 2000 sesuai surat Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No. 250/M.PAN/7/2000, tanggal 19 Juli 2000 tentang Persetujuan Pengalihan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian di Bidang Perikanan ke Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan, maka sejak itu pula SPP Negeri Bone dibawah naungan Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (sekarang bernama Departemen Kelautan dan Perikanan). Pada bulan Mei 2001 sesuai Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 26 L./MEN/2001, tanggal 1 Mei 2001, terjadi perubahan nama SPP Negeri Bone menjadi SUPM Negeri Bone sampai sekarang.

Program Studi
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang yang akan datang.
Sejalan dengan itu, pembangunan perikanan tidak terlepas dari ketersediaan tenaga kerja yang handal, memiliki pengetahuan keterampilan dan profesioanl di bidangnya. Dimana diharapkan dengan adanya Sumber Daya Manusia lulusan SUPM yang demikian, maka pengelolaan Sumber Daya Ikan (SDI) dapat dikelola secara optimal.
Oleh karena itu untuk SUPM Negeri Bone saat ini membuka 4 (empat) program studi, yaitu Teknologi Budidaya Perikanan, Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Nautika Perikanan Laut dan Teknologi Pemesinan Perikanan.


 

Minggu, 25 Oktober 2015

laporan teknik pembenihan ikan mas (cyprinus carpio)

PERBENIHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio l.) DI BALAI BENIH IKAN OMPO KAB.SOPPENG
Oleh : Eky Ramdani
Pembimbing : 1. Awaluddin, A.Pi, M.ST.PI
                         2. Liliana Jafar, S. Pi
I.        PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Indonesia memiliki perairan tawar yang sangat luas dan berpotensi besar untuk usaha budidaya berbagai macam jenis ikan air tawar sehingga mampu memproduksi dan mengeksploitasi dan memenuhi kebutuhan akan sumberdaya perairan guna meningkatkan kualitas pertumbuhan bagi masyarakat luas.
Ikan mas (Cyprinus carpio L.) dikenal sebagai salah satu komoditas budidaya perairan tawar karena nilai jualnya yang cukup baik di pasaran. Kegiatan budidaya yang dilakukan mulai dari perbenihan sampai pembesaran. Ikan mas dapat dibudidayakan pada berbagai media budidaya seperti karamba jaring apung maupun kolam. Menurut Rukmana (2006), ikan mas merupakan salah satu dari 15 jenis komoditas ikan yang ditujukan untuk peningkatan produksi dan pendapatan petani, serta pemenuhan sasaran peningkatan gizi masyarakat.
Perbenihan ikan mas  perlu untuk dilakukan dalam rangkaian proses budidaya perairan tawar karena ketersediaan benih di alam yang tidak selalu ada secara terus menerus sementara permintaan konsumen terhadap ikan mas terus meningkat. Pembenihan ikan mas relatif mudah dilakukan karena ikan ini dapat memijah secara alami maupun buatan dengan teknik hipofisasi atau penyuntikan hormon fisiologis. Ikan mas dapat memijah dengan baik secara alami apabila lingkungan tempat budidaya dibuat menyerupai habitat asli ikan mas di alam.
B.            Tujuan dan Manfaat
1.             Tujuan
Adapun tujuan kegiatan praktik kerja lapang yang dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI) Ompo kabupaten Soppeng yaitu :
a.         Untuk mengetahui kegiatan proses perbenihan
b.         Untuk mengetahui masalah dan pemecahannya dalam perbenihan ikan mas.
c.         Untuk mengetahui prosedur perbenihan ikan yang baik
2.             Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penyusun setelah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) antara lain :
a.              Menambah pengetahuan tentang kegiatan perbenihan ikan
b.             Dapat mengetahui masalah – masalah yang dihadapi dan cara memecahkannya.
c.              Dapat melakukan kegiatan perbenihan ikan dengan baik


II. TINJAUAN PUSTAKA
A.           Morfologi
Secara umum karakteristik ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih ke samping (compressed). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik kecuali pada beberapa strain yang memiliki sedikit sisik. Moncongnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) sebanyak tiga baris berbentuk geraham. Memiliki sirip ekor menyerupai cagak (Pribadi dkk, 2002).
Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1986) sebagai berikut :
Kingdom             :         Animalia
Filum                   :         Chordata
Kelas                   :         Actinopterygii
Ordo                    :         Ostariophysi
Famili                  :         Cyprinidae
Genus                  :         Cyprinus
Spesies   :             Cyprinus carpio L.
Tubuh ikan mas digolongkan (3) tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada kepala terdapat alat–alat seperti sepasang mata, sepasang celah insang, sepasang tutup insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar (Cahyono, 2000).

III. PELAKSANAAN
A.           Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang berlangsung selama kurang lebih 4 bulan mulai tanggal 31 Januari 2013 sampai dengan 26 Mei 2013. Adapun lokasi praktik yang penyusun tempati, yaitu di Balai Benih Ikan (BBI) OMPO yang letaknya di :
Kelurahan                 :    Lapajung    
Kecamatan               :    Lalabata
Kabupaten                :    Soppeng
Provinsi                    :    Sulawesi Selatan
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Kegiatan–Kegiatan Pembenihan Ikan Mas
1.             Persiapan Kolam
a.              Pengelolaanan Tanah Kolam
1)             Persiapan
Persiapan kolam dilakukan sebelum kegiatan pemijahan dimulai karena dengan adanya persiapan maka akan mendukung semua kegiatan pemijahan. Adapun persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan serta kondisi kolam yang akan digunakan untuk kegiatan pemijahan ikan mas.
2)             Peralatan
Adapun peralatan-peralatan yang digunakan yaitu :
-     Hand Traktor
-     Cangkul
3)             Pengeringan Kolam
-     Pengeringan kolam dilakukan dengan cara mengeluarkan seluruh air kolam dengan menutup pintu masuk air dan membuka pintu pengeluaran air hingga air kolam kering.
-     Kolam dibiarkan terjemur sinar matahari selama ± 4–7 hari sampai tanah dasar retak retak.
-     Pengeringan bertujuan memberantas hama, memperbaiki strukur tanah dasar dan membuang gas-gas beracun.
4)             Pembalikan Tanah Kolam
Setelah dilakukan pengerinan tanah, kemudian dilakukan Pembalikan tanah yang bertujuan untuk membalik tanah yang tadinya di atas menjadi di bawah dan sebaliknya dengan menggunakan hand traktor agar tanah dasar kedap air, dan strukturnya baik. Kemudian menggunakan cangkul untuk mengatur kemiringan kearah pintu pengeluaran air
b.             Pemupukan
3 hari setelah pengolahan  tanah maka dilakukan pemupukan yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan plankton sebagai makanan tambahan bagi ikan. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk urea. Pemupukan ditebar secara merata keseluruh kolam dengan keadaan tersebar. Dosis yang digunakan yaitu 250 Kg/ha dengan luas kolam 20x30 meter. Jadi pupuk yang diberikan sebanyak 15 Kg.
Menurut Kadri (2008) cara pemupukan yaitu semua jenis pupuk setelah dicampur dan diaduk sampai rata kemudian disebar secara merata ke seluruh kolam dengan keadaan kolam macak-macak. Setelah dilakukan pemupukan, diusahakan tinggi air dalam kolam maksimum 10 cm selama 7 hari atau 2 minggu. Kemudian dilakukan pemupukan susulan setelah 14 hari. Pemupukan pertama dengan ketinggian air dalam kolam berkisar 50–100 cm yang dilakukan pada waktu hari cerah dan air kolam jernih.
c.              Pengisian Air pada Kolam
Setelah pengelolaan tanah selesai, langkah selanjutnya yaitu pengisian air pada kolam yang sudah siap pakai. Sebelum dilakukan pengisian air terlebih dahulu menutup pintu pengeluaran air dan membuka pintu pemasukan air serta dipasangi saringan gunanya untuk menyaring kotoran-kotoran dan hama. Tinggi air kurang lebih 60 cm. Lalu kolam dibiarkan selama 2–3 hari untuk menumbuhkan pakan alami.

2.             Pemilihan Calon Induk (Seleksi Induk)
Kegiatan pemilihan induk (seleksi induk) merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam menetukan kualitas benih yang baik.
a.             Seleksi Induk Jantan
-     Pertama-tama air pada kolam induk jantan dikurangi satu hari sebelumnya dengan membuka pintu pengeluaran air dan memasang saringan agar ikan tidak keluar kolam
-     Menyisahkan air dengan ketinggian ± 50 cm untuk mempermudah penangkapan
-     Calon induk ikan mas jantan ditangkap satu persatu dengan menggunakan serok kemudian dilakukan pengamatan
-     Seleksi induk jantan dilakukan dengan pengamatan dengan memperhatikan ciri-ciri induk berkualiatas baik sebagai berikut :
·      Kepala relatif kecil
·      Sisiknya tersusun rapi
·      Bila diraba, sisiknya halus, atau tidak kasar
·      Mulai matang gonad pada umur 8 bulan
·      Induk jantan minimal berumur 8 bulan dan berat diatas 0,5 gr/ekor
-     Selanjutnya memilih induk jantan yang matang gonad dengan ciri-ciri sebagai berikut :
·   Gerakan lincah dan tampak gesit
·      Badan tampak langsing
·      Jika diurut dari depan ke arah sirip ekor akan mengeluarkan spermanya berupa cairan kental berwarna putih dari lubang kelamin
-     Kemudian tidak cacat dan bebas dari penyakit
-     Selanjutnya, calon induk ditampung di kolam induk yang telah disediakan
b.             Seleksi Induk Betina
-     Pertama-tama air pada kolam induk betina dikurangi satu hari sebelumnya dengan membuka pintu pengeluaran air dan memasang saringan agar ikan tidak keluar kolam
-     Menyisahkan air dengan ketinggian ± 50 cm untuk mempermudah penangkapan
-     Calon induk betina ditangkap satu persatu dengan menggunakan serok kemudian dilakukan pengamatan
-     Seleksi induk betina dilakukan pengamatan dengan memperhatikan ciri-ciri induk berkualitas baik sebagai berikut :
·      Sisiknya tersusun rapi
·      Kepala relatif kecil
·      Bila diraba, sisiknya halus
·      Respon terhadap pakan tambahan
·      Bertubuh gemuk atau tidak kurus
·      Saat berumur 1,5 tahun memiliki berat minimal 1,5 Kg
·      Mulai bertelur pada umur 1,5 tahun atau tidak bertelur sewaktu muda
-     Selanjutnya memilih induk betina yang matang gonad dengan ciri-ciri sebagai berikut :
·      Anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan
·      Pergerakan ikan lamban
·      Pada malam hari biasanya meloncat-loncat
·      Jika diurut dari depan ke arah sirip ekor akan mengeluarkan telurnya yang berwarna kuning dari lubang kelamin
-     Tidak cacat dan bebas terhadap penyakit
-     Selanjutnya calon induk ditampung di kolam yang telah disiapkan
3.             Pemeliharaan Induk
 Pemeliharaan sementara induk baru yang akan digunakan untuk mencegah masuknya penyakit. Yang terdapat pada induk baru yang berasal dari luar. Kolam karantina ini juga bertujuan untuk mengurangi kadar lemak pada ikan. Karatina induk dilakukan selama 2–3 hari.
Pakan yang dibutuhkan kepada induk harus sesuai dengan kebutuhkan baik dengan dosis frekuensi, pemberian pakan serta kandungan nutrisi yang sesuai bagi perkembangan gonad. Pemberian pakan dilakukan secara teratur yakni pagi, siang, dan sore.
Adapun pengukuran kualitas air minimal sekali seminggu, dan melakukan pergantian air setiap 2x sebulan agar tetap bersih menjaga kemungkinan hama-hama dalam kolam tidak berkembang biak.



4.             Pemijahan
a.              Pemasangan Hapa
Pemasangan hapa ini bertujuan untuk membatasi pergerakan ikan pada saat memijah dan mempermudah pemindahan induk setelah memijah. Ukuran hapa yang digunakan untuk pemijahan ikan mas berukuran 3x5 m. Adapun teknik pemasangan hapa yaitu 4 buah patok yang berupa bambu atau kayu ditancapkan pada kolam yang telah disediakan, 4 buah patok tersebut gunanya sebagai tempat untuk mengikat tali yang terdapat disetiap sudut hapa, kemudian diberikan pemberat agar hapa tidak mengapung di atas permukaan air.
b.       Seleksi Induk
Sebelum pemijahan maka terlebih dahulu dilakukan penyeleksian induk agar pemijahan dapat berhasil. Biasanya induk ditangkap dengan menggunakan jaring. Setelah itu induk diseleksi kematangan gonadnya.
b.             Pelepasan Induk Jantan dan Induk Betina
Setelah Induk Ikan diseleksi maka langkah selanjutnya yaitu pelepasan induk yang matang gonad ke dalam hapa yang telah disediakan.
Menurut Zamrud (2002) biasanya waktu yang paling baik untuk pelepasan induk ikan mas yakni pada pukul 09.00–10.00 WITA. Namun yang penyusun sering lakukan di lokasi yaitu pelepasan  dilakukan pada sore hari, karena pada sore hari suhu air rendah sehingga ikan tidak mudah stress dan cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Adapun perbandingan ikan mas yang dilepas yaitu 1:3 artinya 1 ekor induk betina dan 3 ekor induk jantan.
c.       Pemasangan kakaban
Pemasangan kakaban ini bertujuan sebagai tempat menempelnya telur-telur induk setelah memijah. Kakaban yang dipakai berupa ijuk berukuran panjang 150 cm dan lebar 40 cm. Jumlah kakaban yang digunakan disesuaikan dengan berat induk betina. Untuk 1 Kg induk betina menghasilkan 40.000–60.000 telur, dan membutuhkan kakaban sebanyak 6–9 buah. Kakaban disusun rapi diatas rakitan kayu yang tujuannya sebagai pelampung agar kakaban mengapung di atas permukaan air, kakaban dipasang memanjang ke arah kolam.
c.              Pemijahan
Setelah semua persiapan pemijahan selesai, induk-induk ikan mas tidak langsung memijah. Secara alami ikan mas mempunyai waktu tersendiri untuk mijah, yaitu tengah malam, yang dimulai sejak pergantian waktu sampai menjelang subuh. Terkadang ada juga yang setelah terbit matahari masih memijah. Tanda terjadinya pemijahan secara visual yaitu air terdengar ribut karena pada saat itu induk jantan dan induk betina akan saling kejar-kejaran. Proses pemijahan yaitu induk jantan mengejar - ngejar induk betina ketika ia mencium bau ransangan dari induk betina. Setelah induk jantan berhasil mendapatkan induk betina maka induk jantan akan mengikutinya terus-menerus dengan cara mematuk-matuk di bagian perut induk betina, setelah itu induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan cara berenang di atas kakaban agar telur yang dikeluarkannya menempel pada kakaban diikuti dengan induk jantan akan menyemprotkan spermanya larut dalam air, maka disitulah telah terjadi proses mijah antara telur induk betina dengan sperma induk jantan. Biasanya setelah induk betina bertelur akan tercium bau amis, bau amis ini berasal dari telur itu sendiri dan akan muncul busa di permukaan air, busa itu muncul karena pada telur-telur induk betina terdapat lendir. Pada umumnya ikan mas memijah pada waktu malam  antara pukul 02.00–05.00 WITA.
5.             Pasca pemijahan
Setelah induk betina menempelkan telurnya pada kakaban yang ditandai dengan butiran berwarna putih bening, maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut :
a.              Pemindahan Induk
Induk yang telah memijah selanjutnya segera dipindahkan ke kolam pemeliharaan, karena apabila induk tidak segera dipindahkan maka induk akan memakan telurnya sendiri yang mengira bahwa telur itu adalah pakan. Selain itu induk mudah stress karena mengeluarkan banyak energi pada saat memijah. Pemindahan induk ke kolam dilakukan pagi sekali dengan cara memisahkan induk betina dan induk jantan.


b.             Penetasan
Penetasan telur yang dilakukan di kolam pemijahan yaitu dengan cara menenggelamkan kakaban tujuannya agar telur-telur yang menempel pada kakaban tidak mengalami kekeringan, karena apabila hal itu terjadi maka telur-telur yang menempel pada kakaban tidak akan menetas.
Adapun cara penetasan telur yaitu dengan meletakkan dua buah bambu di atas rakitan kakaban yang mengapung, langkah selanjutnya yaitu keempat ujung bambu tersebut dipasangi patok yang telah dibengkokkan ujungnya, patok tersebut berupa besi, agar dapat menenggelamkan kakaban serta menahan kakaban berada di dalam air.  Telur  akan menetas menjadi larva 36 jam setelah pemijahan.
c.              Pengangkatan kakaban
Selanjutnya, setelah telur menetas kakaban segera diangkat.  Adapun tanda-tanda telur menetas yaitu terlihatnya larva–larva  yang menempel di dinding kolam dan adapun telur-telur yang berwarna putih berjamur itu bertanda bahwa telur tersebut tidak terbuahi dan tidak dapat menetas. Namun, sebelum pengangkatan kakaban terlebih dahulu kakaban dibilas di dalam kolam, tujuannya agar larva yang masih menempel di kakaban dapat berpindah ke kolam, setelah itu kakaban dijemur di bawah sinar matahari, agar dapat dipergunakan kembali untuk kegiatan pemijahan berikutnya.
6.             Pemeliharaan Benih
a.              Pendederan
Menurut Cahyono (2000) pendederan dilakukan empat kali. Pendederan pertama dilakukan dari benih ikan yang baru menetas (berukuran panjang sekitar 1 mm). Lama pendedran pertama adalah 3 minggu, padat penebaran 150–250 ekor/m², kedalaman air 40–50 cm dan airnya tenang. Pada saat panen ukuran ikan sudah mencapai 3 cm. Pemeliharaan ikan pada pendederan II, III, dan ke IV masing–masing dilakukan selama 1 bulan. Padat penebaran benih ikan pada pendederan kedua adalah 5075 ekor/m². Dan kedalaman airnya 50–75 cm. Pada saat panen ukuran ikan sudah mencapai 5 cm. Padat penebaran benih ikan pada pendederan ketiga adalah 25–50 ekor/m² dan kedalaman air 80–100 cm. Pada saat panen, ukuran ikan sudah mencapai 8 cm. Padat penebaran benih ikan pada pendederan keempat adalah 3–5 ekor/m² dan kedalaman airnya 80–120 cm. Pada saat panen ukuran ikan sudah mencapai 12 cm. Pendederan sebaiknya dilakukan pada kolam intensif dan terkontrol.
Sedangkan pendederan yang penyusun lakukan di lokasi sebanyak 3 kali yaitu pada pendederan I benih yang dipelihara yaitu sejak dari larva penetasan sampai benih berukuran 1–3 cm yang dilakukan selama 2 minggu. Pendederan I dilakukan di kolam pemijahan yang merangkap menjadi kolam pendederan pertama dan benih yang dipelihara sebanyak benih yang menetas di kolam tersebut.
Setelah 2 minggu, dipindahkan ke kolam pendederan II ukurannya sudah mencapai 3–5 cm, di kolam ini dipelihara sebanyak 125 ekor/m². dengan luas kolam 25x30 m, sehingga jumlah benih yang dipelihara sebanyak 93.750 ekor.
Setelah itu selanjutnya benih dipindahkan lagi ke kolam pendederan III ukurannya sudah mencapai 5–8 cm, bahkan ada yang ukurannya sudah mencapai 8–12 cm, jumlah benih yang ditebar sebanyak 50–75 ekor/m² dengan luas kolam 25x35 m. Jadi jumlah benih yang dipelihara yaitu sebanyak 43.750–65.625 ekor.
Benih yang berada di kolam pendederan I sudah bisa dilakukan panen selektif sedangkan benih pada kolam pendederan II dan pendederan III dilakukan panen total. Panen yang kita lakukan hanya tergantung dari permintaan pembeli.
b.        Pemberian Pakan
Larva ikan yang baru menetas belum membutuhkan makanan tambahan dari luar karena masih menyimpan makanan dalam tubuhnya berupa kuning telur (yolk egg). Makanan yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Oleh karenanya makanan yang paling cocok bagi benih yang habis kuning telurnya adalah plankton yang diperoleh dengan jalan pemupukan dasar kolam (Susanto, 1987).
Tapi berbeda dengan yang didapatkan oleh penyusun di lokasi praktik, telur–telur yang telah dibuahi menjadi larva tidak diberi makan selama tiga hari karena memiliki kuning telur sebagai cadangan makanannya. Dan baru makan setelah kuning telurnya habis yaitu pada hari keempat, pakan yang berupa kuning telur diberikan selama 7 hari. Setelah larva berumur 10 hari maka pakan yang diberikan berubah menjadi pellet tapi masih berupa pellet yang ditumbuk halus sampai benih dipanen. Dosis pakan berupa kuning telur yaitu 3 butir/hari dan diberikan pada pagi, siang, dan sore hari. .
c.              Pengendalian Hama
Hama merupakan organisme yang sangat mengganggu bagi ikan budidaya. Hama berupa predator, dan perusak. Pengontrolan dilakukan setiap hari, waktunya bisa bersamaan dengan pemberian pakan tambahan. Benih yang terserang penyakit ditandai dengan pergerakannya lamban atau tidak normal, dan tidak nafsu makan. Untuk menanggulangi hama lebih ditekankan dengan cara pemberantasan hama.
Adapun hama yang sering ditemukan atau lolos masuk ke dalam kolam pemeliharaan yaitu ikan liar, ular air, kepiting, dan keong. Hama yang berupa ikan liar, ular air, kepiting, dan keong dapat ditanggulangi dengan cara menangkapnya satu persatu menggunakan jaring atau serok.
7.        Pemanenan Benih
-  Alat dan Bahan
a.    Waring
b.    Ember
c.    Saringan
d.   Seser
-  Kegunaan Alat dan Bahan
a.    Waring sebagai tempat penampungan benih sementara.
b.    Ember sebagai tempat untuk mengangkut benih ke tempat penampungan sementara.
c.    Saringan berguna untuk mengeluarkan air dalam kolam agar benih ikan tidak terbawa arus.
d.   Seser sebagai alat tangkap 
Panen dapat dilakukan apabila ikan sudah mencapai ukuran 1-3 cm. Panen yang dilakukan di lokasi ada 2 cara yaitu panen selektif dan panen total
Panen selektif yang biasanya dilakukan di BBI Ompo yaitu ditangkap dengan menggunakan waring. Panen selektif hanya dilakukan di pinggir kolam saja karena biasanya benih ikan mencari makan di pinggir kolam. Setelah benih–benih ikan masuk ke dalam waring maka benih tersebut diseser kemudian dimasukkan ke dalam ember yang diisi air hanya setengah saja, dan satu orang lagi mengangkut benih tersebut ke tempat penampungan benih sementara.
Sedangkan panen total dilakukan apabila benih ikan sudah berumur empat minggu. Namun terkadang juga lebih dari empat minggu tergantung dari permintaan pembeli. Panen total ini dilakukan dengan cara penyurutan air hingga habis. Sebelum penyurutan air terlebih dahulu dipasangi jaring pada saluran pembuangan agar benihbenih ikan tidak terbawa arus, serta dibuat kemalir dan kubangan untuk mempermudah pemanenan. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar jam 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahanlahan agar ikan tidak stress akibat tekanan air berubah secara mendadak, setelah air mulai surut benih mulai ditampung di tempat penampungan sementara.
8.             Pengemasan dan Distribusi Benih
a.              Pengemasan
-     Alat dan Bahan
1)   Air
2)   Tabung Oksigen
3)   Kantong Plastik Packing
4)   Karet Gelang
5)   Benih Ikan Mas
-     Langkah Kerja :
1)   Potong katong plastik dengan panjang 2 m
2)   Ikat bagian tengah plastik dan masukkan salah satu bagian ke bagian yang lainnya sehingga akan terbentuk kantong dua lapis
3)   Isi kantong plastik 5–10 liter air bersih
4)   Masukan benih yang akan diangkut
5)   Buang udara dalam kantong, lalu masukan oksigen dalam tabung dengan selang kecil sampai diperkirakan mencapai setengah bagian kantong tersebut
6)   Ikat dengan karet gelang sampai rapat
7)   Setelah benih dikemas sesuai dengan pesanan konsumen maka siap untuk didistribusikan



b.             Distribusi Benih
Pemasaran yang dilakukan di BBI Ompo yaitu ada 3 macam :
-           Pembeli hanya memesan/tidak datang ke lokasi pemasaran. Biasanya  pembeli seperti ini hanya memesan beberapa jumlah benih yang mereka perlukan.
-           Pemasaran melalui kelompok tani. Setelah panen dipasarkan melalui kelompok tani, mereka biasanya datang sendiri ketempat pemasaran dan mengambil benih yang sudah dipanen. Setelah itu mereka tebar di sawah dan akan memasarkan sendiri.
-           Pembeli langsung datang ke lokasi, biasanya pembeli yang langsung ke lokasi pemasaran ini berasal dari kabupaten Soppeng maupun luar kabupaten Soppeng. Biasanya sebelum pembeli datang mereka terlebih dahulu memesan beberapa jumlah benih yang mereka butuhkan karena terkadang benih tersebut habis disebabkan oleh banyaknya pembeli. Pemasaran di BBI Ompo sangat lancar karena kualitas benih yang cukup tinggi sehingga disukai banyak orang.
Tabel 2. Ukuran dan Harga Benih Ikan Mas
  No
Ukuran (cm)
Harga (Rp)
   1
 1–3 cm
 50–250 
   2
 3–5 cm
 250–500
   3
 5–8 cm
 500750 
   4
 8–12 cm
 750–1000 




(Sumber: Data BBI O mpo, Soppeng. 2013)                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          









 V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.           Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil kegiatan PKL yang dilaksanakan penyusun selama berada di BBI Ompo, maka dapat disimpulkan bahwa :
-     Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada perbenihan ikan mas yaitu, persiapan kolam, pemilihan calon induk, pemeliharan induk, pemijahan, pasca pemijahan, pemeliharaan benih, pemanenan benih dan distribusi benih.
-    Ikan mas dapat dipijahkan secara alami, dan juga dapat dipijahkan secara semi buatan melalui hormon rangsangan. Namun yang penyusun lakukan di lokasi praktik yaitu pemijahan secara alami.
-    Ikan mas baiknya  dipijahkan pada ukuran 500 – 1 Kg jantan umur 6-8 bulan dan betina ukuran 2 – 4 kg dengan umur 1,5 – 2 tahun.
-    Perbandingan jantan dan betina pada pemijahan secara alami menggunakan 3:1 yaitu 3 ekor jantan dan 1 ekor betina.
-    Larva yang dihasilkan dalam 1 kali pemijahan dapat mencapai 40.00060.000 ekor/Kg induk betina.
-    Pendederan adalah kelanjutan  pemeliharaan benih ikan mas dari hasil kegiatan perbenihan untuk mencapai ukuran tertentu yang siap dibesarkan.
-        Pemanenan dilakukan pada pagi hari hal ini dilakukan untuk menghidari terik matahari agar ikan tidak stress.
B.            Saran
1.      Proses pembelajaran yang dilakukan di Balai Benih Ikan merupakan salah satu tempat yang baik untuk lebih ditingkatkan dalam pengetahuan dan pemahaman dalam membekali diri khsuusnya air tawar.
2.      Pengetahuan dan pemahaman yang didapatkan untuk dapat dibuat dalam bentuk sertifikat atau surat keterangan yang bisa dijadikan pegangan dalam menambah kompetensi keahlian yang dapat dimiliki.


DAFTAR PUSTAKA
Cahyono. 2000. Budidaya Ikan Air tawar. Yogyakarta, penebar Swadaya.

Kadri. 2008. Pengolahan usaha perbenihan ikan Mas. Jakarta, PT Penebar Swadaya.
Saanin. 1986. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bandung. Bina Cipta.
Susanto. 1987.  Budidaya ikan Mas di pekarangan. Jakarta, PT penebar Swadaya.
Susanto dan Rochdianto. 1999. Kiat Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis. Jakarta, Penebar Swadaya.
Zamrud. 2002. Ikan Pemeliharaan di Air Tawar. Makassar, CV Zamrud Nusantara.